BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Infeksi
merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit, jika mikroorganisme gagal menyebabkan cidera yang serius terhadap sel
atau jaringan. Penyakit timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan
pada jaringan normal. Penyakit infeksi dapat ditularkan baik langsung dari satu
orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular atau contagius.
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain
dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus
diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,
keluarga, penolong persalinan, dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi
infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula untuk mengurangi
risiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
dengan cara pengobatannya, seperti misalnya HIV/AIDS.
Infeksi
adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala
selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi
nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda
infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah
terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi
nosokomial.
Infeksi
nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada
didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self
infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection)
disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu
pasien ke pasien lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan pencegahan infeksi ?
2.
Apa saja tindakan pencegahan ?
3.
Bagaimana perlindungan infeksi dikalangan petugas ?
4. Apa
pencegahan dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil yang dilakukan oleh
bidan ?
1.3
Tujuan
Mengetahui:
1.
Pengertian dan tujuan pencegahan infeksi.
2.
Cara
penularan mikroorganisme.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses infeksi.
4.
Infeksi
nosokomial.
5.
Tindakan
pencegahan infeksi.
6. Perlindungan
dari infeksi dikalangan petugas.
7. Pencegahan
dan penanganan infeksi nosokomial pada ibu hamil oleh bidan.
1.4
Manfaat
Agar
mahasiswa dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya infeksi dan infeksi
nosokomial pada klien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan
Tujuan Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang yang
di berikan kepada klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.
Tujuan pencegahan infeksi :
·
Melindungi
klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksi
·
Mencegah
infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan krontrasepsi metode AKDR, suntik, susuk, dan krontrasepsi mantap.
·
Menurunkan
resiko tranmisi penyakit menular, seperti Hepatitis B dan HIV AIDS, baik bagi
klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan.
2.2 Cara Penularan Mikroorganisme
Proses
penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh , baik pada manusia maupun hewan,
dapat melalui berbagai cara, di antaranya:
1.
Kontak tubuh , penyebaran secara langsung melalui
sentuhan dengan kulit,sedang secara tidak langsung dapat melalui benda yang
terkontaminasi.
2.
Makanan dan minuman, tersebar melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi seperti pada penyakit tifus abdominalis, penyakit
infeksi cacing dan lain-lain.
3.
Serangga, contohnya penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk anopheles dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang
dapat di tularkan oleh lalat.
4.
Udara, proses penyebarab kuman melalui udara dapat di
jumpai pada penyebaran penyakit sistem pernafasan.
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi
1.
Sumber penyakit, sumber penyakit dapat memengaruhi
apakah infeksi berjalan cepat dan lambat.
2.
Kuman penyebab, dapat menentukan jumlah
mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme, masuk ke dalam tubuh dan
virulensianya.
3.
Cara membebaskan sumber dari kuman , ini dapat
menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau di perlambat seperti
tingkat keasaman (Ph), suhu, penyinaran (cahaya), dan lain-lain.
4.
Cara penularan , dengan cara kontak langsung.
5.
Cara masuknya kuman, proses penyebaran kuman berbeda
bergantung pada sifatnya.
6.
Daya tahan tubuh, daya tahan tubuh yang baik dapat
menyebabkan memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.
2.4 Infeksi
Nosokomial
Infeksi
nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam system
pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan
kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber
lain. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial
antara lain :
·
Kuman penyakit (jumlah dan jenis kuman, lama
kontak dan virulensi)
·
Sumber infeksi
·
Perantara atau pembawa kuman,
·
Tempat masuk kuman pada hospes baru,
·
Daya tahan tubuh hospes baru,
·
Keadaan rumah sakit meliputi;
·
Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan, jumlah
pasien dan konstruksi rumah sakit,
·
Pemakaian antibiotik yang irasional,
·
Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid,
dan sitostatika, tindakan invasif dan instrumentasi,
·
Berat penyakit yang diderita.
2.5 Tindakan Pencegahan Infeksi
Beberapa tindakan pencegahan infeksi
yang dapat di lakukan adalah
1.
Aseptik yaitu tindakan yang di lakukan dalam pelayanan
kesehatan.
2.
Antiseptik yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan
tubuh lainnya.
3.
Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati
dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas
pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
4.
Pencucian yaitu tindakan menghilangkan semua darah,
cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran .
5.
Desinfeksi yaitu tindakan pada benda mati dengan
menghilangkan tindakan pada benda mati dengan menghilangkan sebagian besar
(tidak semua) mikroorganisme penyabab penyakit.
6.
Sterilisasi yaitu tindakan untuk menghilangngkan semua
mikroorganisme (bakteri,jamur,parasit,dan virus) termasuk bakteri endospora.
2.6
Perlindungan
dari Infeksi Dikalangan Petugas
Kunci pencegahan infeksi pada
fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang
baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu :
1.
Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang.
2.
Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari
kontak dengan darah atau cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi;
pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung
yang digunakan di rumah sakit dan bertujuan untuk mencegah penularan berbagai
jenis mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya, misalnya
melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.
3.
Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari
resiko penularan penyakit melalui benda-benda tajam yang tercemar oleh produk
darah pasien.
4.
Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi
instrumen dengan prinsip yang benar.
2.7
Pencegahan
dan Penanganan Infeksi Nosokomial pada Ibu Hamil
Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi yang telah
tersedia secara relatif murah, yaitu :
1.
Menaati praktik pencegahan
infeksi yang dianjurkan, terutama kebersihan dan kesehatan tangan serta
pemakaian sarung tangan.
2.
Memperhatikan dengan seksama
proses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasii dan pencucian
peralatan dan benda lain yang kotor, diikuti dengan sterilisasi dan desinfeksi
tingkat tinggi.
3.
Meningkatkan keamanan dalam
ruang operasi dan area beresiko tinggi lainnya di mana kecelakaan perlukaan
yang sangat serius dan paparan pada agen penyebab infeksi sering terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau
mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit, jika mikroorganisme gagal
menyebabkan cidera yang serius terhadap sel atau jaringan.
·
Faktor-
faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial tergantung dari agen
yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi
antibiotika, dan faktor alat.
3.2 Saran
·
Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
·
Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
·
Tangani dengan benar limbah rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter, P.A,
Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, dan Praktik.Edisi
4.Volume 2.Alih Bahasa : RenataKomalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
2. Potter, P.A,
Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, Dan Praktik.Edisi
4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.Jakarta : EGC.2005
3. Linda
Tietjen, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
4. Abdul Bari
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Sarwono
Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo